Copyright © SA's World
Design by Dzignine
Jumat, 02 November 2012

'Pengejar Keunggulan' bukan 'Perfeksionisme'

Sebagai seorang manusia yang tak pernah berhenti untuk menggali sesuatu yang selalu lebih lagi, kita memang sudah dilengkapi oleh Tuhan sebuah akal yang tak dimiliki oleh ciptaan-Nya yang lain. Di diri kita pun telah ada nafsu yang tak pernah habis sehingga rasa ketidakpuasan kita terhadap sesuatu pun terkadang menjadi berlebihan. Yah, itu lah manusia. Tidak ada manusia yang ingin tetap sama seperti hari ini. Mereka semua ingin hari ini menjadi sesuatu yang nantinya akan menjadi pelajaran hidup di hari besok.

Tapi terkadang, sifat manusia yang seperti itu menjadikan seseorang terlihat terlalu ambisius, sehingga tak jarang sifat itu justru berubah menjadi pesimisme. Terkadang sifat seperti itu lah yang biasa disebut "Perfeksionisme". Banyak hal yang salah dalam beberapa pandangan tentang sifat perfeksionisme. Salah satu nya terkadang seseorang yang perfeksionisme melihat sesuatu dengan terlalu ambisius sehingga ketika mereka tidak mencapai target yang telah mereka tentukan hingga akhirnya ambisius itu berubah menjadi pesimisme.

Sehingga, second opinion, kita bisa mengubah kata "Perfeksionisme" dengan "Pengejar Keunggulan". Kata itu dipilih untuk membuat kita menjadi lebih tidak terlalu memangku beban berat dengan setiap target yang kita ingin capai. Setidaknya itu membuat kita lebih menatap target-target kita sebagai sesuatu yang tetap harus kita capai namun tak perlu menjadikan target itu menjadi sebuah beban tersendiri untuk kita.


Bagaimana kamu bisa menjadi seorang "Pengejar Keunggulan" bukan "Perfeksionisme"?
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, but base on yourself. If you wanna try it or not, that's your chance.

Memastikan sumber-sumber perfeksionisme kamu

Kamu harus mencari apa atau siapa yang membuat kamu mencoba menjadi seperti itu. Mungkin saja ada dorongan dari lingkungan sekitar kamu, sehingga kamu merasa memiliki kewajiban untuk mencapai segala hal. Itu tidaklah buruk. Tapi cobalah liat pada dirimu. Apakah kamu nyaman dengan sifatmu yang kini? Jika dirimu yang sekarang justru membuat kamu menjadi seseorang yang terlalu egoisme, mengapa tak kamu coba untuk menekan setiap rasa ambisius mu untuk lebih mengakrabkan diri dengan lingkunganmu. Cobalah untuk fleksibel.

Menganalisis kembali pandanganmu tentang kegagalan dan kesuksesan

Kehidupan sudah seharusnya dilengkapi dengan kegagalan dan kesuksesan. Kesuksesan merupakan dambaan setiap manusia. Kesuksesan bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan seseorang. Yah, itu memang benar. Tapi tidak dalam banyak hal. Apakah kebahagiaan hanya untuk orang-orang yang kaya, pejabat, atau mungkin seorang artis yang dikenal publik? Tidak. Jelas saja, setiap orang memiliki caranya tersendiri untuk behagia. Setiap orang berhak untuk bahagia. Tapi kesuksesan tidak bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan dalam berbagai hal. Kegagalan merupakan proses kesuksesan. Benar. Bahkan Thomas Alfa Edison pun butuh 999 kali eksperimen hanya untuk menemukan formula yang tepat untuk eksperimennya tentang bohlam lampu yang sekarang kita gunakan. Kegagalan merupakan perjalanan hidup yang harus kita lalui. Tak ada seorang pun yang mampu sukses tanpa gagal sekalipun. Itu hukum alam. Kita harus merasakan pahit dahulu untuk akhirnya rasa manis itu kita alami. Jadi, renungkan kembali pandangamu tentang dua hal itu.

Tetap gigih melawan orang-orang yang menekanmu untuk mejadi sempurna

Sempurna bukanlah kata yang tepat jika kamu ingin menjadi lebih baik. Jika orang-orang tersebut tetap mempertahankan pendapat mereka untuk membuatmu menjadi sempurna, cobalah untuk melawan. Mereka tak pernah tau apa yang kamu alami. Target mereka telah merenggut setiap jengkal kenyamanan hidupmu. Mereka tak berhak untuk membuatmu menjadi apa yang mereka inginkan. Ini hidupmu. Kamu yang akan mejalankan hidup ini. Mereka hanya akan bahagia jika kamu bahagia, bukan? Jadi, buktikan pada mereka bahwa untuk bahagia tidak harus menjadi sempurna. Sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik-Nya. Kita sebagai manusia biasa merupakan hamba-Nya yang tak sempurna dan terkadang salah. Jadi jelaskan pada mereka bahwa bahagiamu bukan untuk sempurna. Tunjukkan dan rasakan kebahagiaan itu setulusnya.

Mempelajari cara untuk lebih lunak kepada diri sendiri

Kamu harus mencoba langkah yang satu ini. Banyak yang sudah mempelajari cara ini (termasuk saya :D) berpendapat bahwa langkah ini bisa membuat kamu sedikit merasakan kehidupan sesuai dengan usiamu. Kamu bisa merelekskan diri kamu untuk beberapa saat agar kamu bisa kembali pada target-target kamu dengan perasaan yang jauh lebih baik. Berusahalah untuk lebih lunak pada dirimu sendiri sehingga kamu bebas mengambil resiko dan mencoba hal yang baru. Kamu bisa meluangkan waktumu di ruang terbuka untuk sekedar bersepeda atau hang out beberapa jam dengan teman-temanmu sehingga pikiranmu pun bisa nyaman dan tidak terotoriter dengan keseharianmu yang dipenuhi buku-buku yang harus kamu baca.


Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan. Tapi ingat! Perhitungkan setiap langkah yang akan kamu lakukan. Jangan sampai demi mengikuti beberapa cara tersebut kamu menjadi lalai dalam banyak hal. Jangan memaksakan dirimu lebih dari apa adanya dirimu. Tuhan saja memberikanmu cobaan dalam kehidupan sesuai dengan kemampuanmu memikul permasalahan itu.Teruslah bersemangat dengan hidupmu. Kelak kamu akan bisa bahagia dengan kehidupanmu yang akan menjadi pilihanmu dimasa depan. :)


Jadilah dirimu sendiri!
Kalau bukan kamu yang menghendaki jadi dirimu sendiri,
Siapa lagi yang akan melakukannya?



Pict: google.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy It