Copyright © SA's World
Design by Dzignine
Jumat, 23 November 2012

Kerangka Cinta

Aku tak mengerti apa yang terjadi selama ini. Aku tak paham. Ini kali pertama aku merasakan hal yang terlalu bergelora didadaku. Hingga memenuhi tiap sudut yang ada di hatiku. Kau yang membuatku merasakan hal ini. Maka aku mohon, kau bertanggung jawab atas kepekaanku ini terhadap Cinta yang selama ini aku dengar dari temanku. Coba kau jelaskan padaku, mengapa rasa ini datang dan singgah didiriku? Aku tak pernah berniat membuka hati pada siapapun. Bukan aku tak normal. Hanya saja bagiku, usia yang terlalu remaja untuk mempelajari makna cinta itu. Aku terlalu muda untuk merasakan hal yang membuat orang mabuk kepayang itu.

Tapi, entah mengapa kau selalu sanggup menghidupi bahkan membuat bunga di pertamanan hatiku mekar dengan sempurna. Mereka hidup dengan cahaya yang selalu menuntunku dalam suasana yang sejuk. Cahaya itupun tak terlalu menyilaukanku. Buktinya: aku tetap bisa berjalan di pertamanan itu. Kau beri pupuk kepercayaan diatasnya, seolah kau mengerti betapa aku butuh rasa percaya yang tinggi. Bukannya aku tak percaya diri. Hanya saja aku tak begitu mengenal Cinta. Bahkan aku tak tau Cinta itu apa atau siapa. Aku percaya saja padamu. Aku anggukan semua permintaan hatiku, padahal aku tau pikiran ku belum merestui adanya rasa ini.


Hingga betapa kau mengajariku bagaimana cara jujur pada perasaanmu itu. Dan aku mulai tersihir setiap kalimat yang menjurus pada kekhawatiran mencinta dan dicinta. Aku mulai berpegang teguh pada kalimat yang kau ucapkan. Yah, kalau-kalau saja aku terjatuh, setidaknya aku punya memori terindah yang tak kan ku lupakan: Kata-katamu. Aku tak tau, alasanmu terus berlari-lari dipikiranku tanpa lelah. Kau orang yang paling membuatku lelah akan sifatmu. Kau tak pernah mau beranjak pergi dari singgah sana yang paling nyaman dihatiku. Aku tak bisa berbuat banyak. Toh, hatiku pun tak merelakan kau pergi barang sedetikpun.

Begitu indah kau menyanyikan lagu cinta yang membuat kupu-kupu diperutku terbangun dari mimpi panjangnya. Kau ninabobokan rasa khawatir ku dan kau lepaskan setiap kejenuhanku akan kehidupan dunia ini. Aku pun mulai mengerti jika mengapa mereka menangisi kepergian cinta? Mungkin terlalu berat untuk melepas rasa yang telah membuat mereka berterbangan ke langit bidadari.

Mengapa? Mengapa alasan ku kini dekat denganmu karena cinta? Akankah jika ini terjadi pada orang lain bukan kau, akan tetap terasa bahagia seperti ini? Akankah jika kemarin kita tak bertemu itu berarti aku harus menunda rasa cinta mekar? Atau mungkin aku harus merelakan cinta ini mekar pada orang lain bukannya kau? Tapi mungkinkah sesuatu yang paling buruk terjadi? Mungkinkah kau yang memulai, dan kaupun yang mengakhiri? Atau mungkin kau yang memulai, tapi aku yang mengakhiri? Mungkinkah kau yang nantinya mengecewakanku? Atau nanti justru aku yang mengecewakanmu? Atau kah nanti kita berpisah dalam balutan airmata keterpaksaan atau balutan air mata senyuman? Mungkinkah aku bisa merelakanmu?

Aku tak bisa menjawab semua pertanyaan itu, bahkan sekalipun itu benar terjadi. Aku tak pernah bisa menjawab pertanyaan siapapun tentang rasa yang menggelantung dalam rongga hatiku. Tentang alasanku padamu, atau alasan mengapa rasa itu bisa hadir. Semua karena Takdir. Dan semua tertawa. Apa yang lucu? Kalimatku tak terasa lucu? Aku tak punya alasan mencintainya. Dan kini aku tau mengapa. Karena bagiku, jika cinta memiliki alasan cinta itu tak akan abadi, sebab suatu hari nanti pastinya alasan itu akan hilang, dan ketika alasan itu hilang, maka cintapun akan hilang seiring dengan hilangnya alasan cinta itu.

Aku harap cinta itu abadi dihati kita masing-masing. Tak perlu kita bersama, dengan rasa yang abadi dihati masing-masing aku yakin cinta itu akan terus bernyawa. Cinta itu akan terus kekal. Kau tak perlu setia pada cinta itu, yang aku inginkan cukup kau jujur pada rasa itu. Aku tak percaya ada orang yang terlalu setia pada sesuatu, karena dihidup ini yang pastinya akan ada pergantian dalam hal apapun. Maka dari itu, jujur... Jujurlah pada apa yang selama ini kita sebut CINTA... :)


Dan jika kita tak mampu bersama
Jangan kau salahkan pertemuan ataupun perpisahan
Tapi coba ikhlaskanlah
Ketika masa lalu itu terjadi
Kita bahagia
Maka yakin saja, CINTA itu abadi dihati kita

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy It