Copyright © SA's World
Design by Dzignine
Jumat, 04 Juli 2014

GagasMedia's Winning #11TanpaBatas


Haiiiii, sudah lama sekaleeeeee saya gak nge-post :3 Oke, tepat pada tanggal 4 Juli 2003 yang lalu, lahirlah sebuat publisher yang gak akan pernah kita sangka-sangka akan menjadi salah satu publishing besar dan yang terpenting publishing favorit saya dongse ;)


Yupz, HAPPY BIRTHDAY @gagasmedia yang ke #11TanpaBatas Huaaaaaah, keceeee badai nih! So, dalam rangka menyemarakkan hari jadi nya, tim Gagas Media membuat sebuah games, jadi buat yang berminat, ehem ehem buat yang baca posting-an ini juga boleh deh, bisa ikutan dengan cara seperti di bawah ini:

Tuuuuh, yang udah tertarik dan mau ikutan juga, udah ditunggu loh. Oh iya, ralat, "Kami tunggu!" itu maksudnya ditunggu tim Gagas Media, hoho..

Okeee let's see what i'll do for this game, huaaaaah wish me luck, Bismillah.. :D

Senin, 24 Maret 2014

...

Bahkan sampai detik ini aku menulis di blog ini, sampai detik ini pula pikiranku tak pernah kembali ke arah asalnya. Ini kah yang mereka namakan "Keputusasaan"? Mereka berkata ketika kita tak memiliki alasan lagi untuk tetap bertahan dengan apa yang kita percayai awalnya, maka kau berada dalam lingkaran keputusasaan. Tapi, sampai detik ini aku tak pernah sadar keputusasaan itu sebenarnya berwujud apa?

Secara dramatis, beberapa film bahkan hampir semua film yang menceritakan keputusasaan itu berakhir dengan tragedi, skandal, atau bahkan lebih berakhirnya kehidupan seseorang. Aku tau itu terlalu mengerikan untuk bahkan sekadar kita bayangkan, tapi mengapa semua itu justru terlintas ketika saat ini, saat ketika aku merasa semua itu tak pernah ada harapan. Aku ingat betapa aku tampil dengan percaya diri mengumbar kalimat-kalimat itu dengan berapi-api, tapi sekarang? Aku justru lebih memilih laptop dan mulai menulis posting-an ini dengan perasaan campur aduk seperti ini.

Sekadar hanya untuk memberitahu kalian saja, siapapun yang sedang membaca posting-an ini, jika AKU BENAR-BENAR SENDIRIAN. Aku butuh, entah mungkin sesuatu/seseorang secara nyata, teman cerhat, mungkin, aku tidak terlalu yakin. Selama ini aku nyaman dengan duniaku sendiri. Dunia yang kubuat dengan rasa dan pemikiran aku sendiri. Semua tentang AKU.

Senin, 17 Februari 2014

TEMAN SELAMANYA



(Instrumen)
Sahabat. Bagai tetesan embun pagi yang jatuh membasahi kegersangan hati hingga mampu menyejukkan taman sanubari. Bagai bintang gemintang malam di angkasa raya yang menemani rembulan duka lara hingga mampu menerangi gulita dalam kebersamaan. Bagai pohon rindang dengan ribuan dahan yang memayani terik matahari hingga mampu memberi keteduhan dalam ketentraman. Bagai derasnya hujan yang turun yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun dalam kesucian.

Selasa, 04 Februari 2014

Kamu Bagiku..

Taukah kamu, ketika bertemu kamu, hal pertama yang aku tau, dunia berputar dengan benar? Taukah kamu, ketika mengenal kamu, hal pertama yang aku pahami, hidup itu seharusnya dibagi? Taukah kamu, ketika mengagumi kamu, hal pertama yang aku mengerti, cinta itu sesungguhnya ada, bukan sekadar dongeng? Taukah kamu, ketika mencintai kamu, hal pertama yang aku baca, ketulusan itu tak meminta imbalan apapun? Taukah kamu, ketika menjalani hidup bersama kamu, hal pertama yang aku ukir adalah namamu? Taukah kamu, saat ini, saat aku berpisah dari kamu, hal pertama yang menghancurkanku adalah merindukanmu?

Semua judul yang ku tulis "Kita" berubah, bahkan beberapa bab harus ku hapus, sekadar meyakini hatiku, "Kita" bukan kata yang benar saat ini. Terkadang hidup itu seperti bayangan, hitam walau di atas kepalamu sungguh terang. Aku percaya tiap kau tersenyum, itu senyum yang dulu kau untai hanya untukku. Tapi ketika aku kembali ke keadaan sadar, aku tau senyum itu bukan milikku lagi. Senyum itu kau bagi untuk setiap orang. Itu adalah saat ini.

Ketika aku tau kau benar-benar menginginkanku pergi, bahkan bukan kau ucapkan langsung padaku, rasa sakit itu tetap nyata, bukan dongeng. Aku begitu egois, menutup semua kenyataan, mengakui alam mimpiku lebih kuat dari pikiran nyataku, mempercayai bahwa hanya akan ada "Kau dan Aku". Nyata nya salah, semua berubah tanpa pernah ku sadari, tanpa pernah bisa ku tahan. Seperti rasamu, berubah tanpa pernah bisa aku hindari.

Jumat, 03 Januari 2014

Setelah Dua Tahun Kepergianmu

Tepat hari ini..
Setelah dua tahun kepergianmu..
Aku membisu, rasanya tak ada lagi rasa yang sanggup ku ucap yang biasa ku tuang dalam tiap lembar kertas putih dan berdoaagar kelak Tuhan mengabulkan mimpi cinta ku.  Aku tak tau apalagi merasakan tiap rasa khawatirmu, resahmu, gundahmu, bahkan tawamu, ceriamu, juga bahkan rintahan tangismu yang ku anggap begitu tulus. Itu dulu, dua tahun yang lalu.

Setelah dua tahun kepergianmu..
Aku tetap menunggu, tetap menanti, tetap mencinta, tetap menelan rindu itu, tetap menjaga rasa, tetap mengabadikan cinta hanya untukmu. Karena berkah yang Tuhan berikan niscaya kau kembali padaku. Aku melangkah kemanapun, tetap kau terus mengikuti, maaf mungkin bukan kau, tapi sekadar bayangmu..

Setelah dua tahun kepergianmu..
Terasa sekali perbedaannya, hariku kembali membeku. Hariku kembali menguncup. Hariku gagal merekah. Hariku menatap nanar tiap hati yang berseliweran. Hariku bertanya tetap dengan kata "mengapa". Hariku tak mampu bangun. Hariku yang berselimut pekat kabut hitam. Hariku keabu-abuan, tak jelas arahnya.

Setelah dua tahun kepergianmu..
Persetan apa lagi yang ku buat. Menatapmu kembali. Merogoh hati terdalamku, barangkali aku menemukan sesuatu yang mampu mengembalikanmu padaku. Mencoba membaca isi hatimu. Mungkin ada satu alasan yang bisa ku gunakan untuk menyeretmu kembali ke kebahagiaanku yang dulu. Persetan apa lagi yang ku buat. Memaksamu kembali, berjanji untuk berubah menjadi yang kau inginkan dan merelakan diriku sendiri hilang demi cintamu. Persetan apa lagi yang ku buat. Aku memujamu. Seperti lirik lagu, "Di atas hatiku ku tinggikanmu, di atas hatimu kau rendahkanku". Betapa aku mencintaimu sebagai cinta pertama yang terlalu abadi untuk aku ingat. Persetan apa lagi. Hubungan yang bahkan tak sampai 100 hari dan parah, hingga saat ini bahkan aku masih terngiang rasa hadirmu dekatku.

Enjoy It