Copyright © SA's World
Design by Dzignine
Selasa, 04 Februari 2014

Kamu Bagiku..

Taukah kamu, ketika bertemu kamu, hal pertama yang aku tau, dunia berputar dengan benar? Taukah kamu, ketika mengenal kamu, hal pertama yang aku pahami, hidup itu seharusnya dibagi? Taukah kamu, ketika mengagumi kamu, hal pertama yang aku mengerti, cinta itu sesungguhnya ada, bukan sekadar dongeng? Taukah kamu, ketika mencintai kamu, hal pertama yang aku baca, ketulusan itu tak meminta imbalan apapun? Taukah kamu, ketika menjalani hidup bersama kamu, hal pertama yang aku ukir adalah namamu? Taukah kamu, saat ini, saat aku berpisah dari kamu, hal pertama yang menghancurkanku adalah merindukanmu?

Semua judul yang ku tulis "Kita" berubah, bahkan beberapa bab harus ku hapus, sekadar meyakini hatiku, "Kita" bukan kata yang benar saat ini. Terkadang hidup itu seperti bayangan, hitam walau di atas kepalamu sungguh terang. Aku percaya tiap kau tersenyum, itu senyum yang dulu kau untai hanya untukku. Tapi ketika aku kembali ke keadaan sadar, aku tau senyum itu bukan milikku lagi. Senyum itu kau bagi untuk setiap orang. Itu adalah saat ini.

Ketika aku tau kau benar-benar menginginkanku pergi, bahkan bukan kau ucapkan langsung padaku, rasa sakit itu tetap nyata, bukan dongeng. Aku begitu egois, menutup semua kenyataan, mengakui alam mimpiku lebih kuat dari pikiran nyataku, mempercayai bahwa hanya akan ada "Kau dan Aku". Nyata nya salah, semua berubah tanpa pernah ku sadari, tanpa pernah bisa ku tahan. Seperti rasamu, berubah tanpa pernah bisa aku hindari.


Sekuat apapun aku menyadari hati jika aku bisa terus melangkah, tapi nyatanya aku terbawa emosi. Hidupku dikendalikan satu hal; "Kamu". Maka ketika saat ini datang, saat yang bahkan tak pernah berani untuk aku bayangkan, kau pergi dan hidupku berantakan. Aku kewalahan mengendalikan kecamuk resah di benakku. Aku mengaplikasikannya ke tulisanku, terdengar picisan, tapi aku hanya bisa menulis tanpa pernah berani mengungkapkannya langsung, apalagi kepadamu.

Aku selalu mencoba membuang semua kisah yang telah berlalu, aku gagal, gagal, gagal. Bahkan dua tahun masih kurang untuk melewatkanmu, meninggalkanmu begitu saja. Aku tak pernah bisa mengatakan "Rela" karena itu terlalu menyakitkan. Aku menyerahkan rasa ini kepada arus yang mengoyaknya tersakiti, aku rela tersakiti sekadar untuk bisa kembali padamu.

Hanya ketika aku melihatmu, aku melihat duniaku. Hanya ketika membaca matamu, aku mampu membaca Surga yang Tuhan janjikan. Hanya ketika menyentuhmu, aku tau hidupku tak akan pernah sia-sia untuk merelakan nyawa ku melayang untuk hidupmu. Aku tau begitu konyolnya sikapku selama ini, tapi apalagi yang bisa ku perbuat. Aku dikendalikan hati, beribu kalipun aku menghindar, sakit tetap sakit. Bernanah, mengalir darah segar, setiap detik aku merasakan anyir kesakitan itu. Mencintaimu begitu menyiksaku, tapi aku menikmatinya. Aku begitu menikmati alur yang kau buat, entah disengaja atau tidak, walau aku tau aku akan mati terseret cerita yang kau buat.

Aku bahagia dengan cerita ini, aku menikmatinya, aku tau ini akan berakhir, entah maut atau memang kita bukan jodoh, dan aku terus berusaha untuk mempertahankannya. Ini janjiku, "Sampai dunia berakhir pun aku tetap mencintaimu dan mempertahankanmu pada satu titik yang aku sebut Cinta".


Harusnya ku telah melewatkanmu, 
Menghapuskanmu dari dalam benakku 
Namun ternyata sulit bagiku 
Merelakanmu pergi dari hatiku
Adera - Melewatkanmu

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy It