Copyright © SA's World
Design by Dzignine
Jumat, 05 Juli 2013

Arti Dirimu

Aku tau memilikimu indah, aku pun tau mencintaimu bahagia, bahkan aku tau dicintaimu juga mengharukan. Tapi aku pun tau melihatnya mampu menyentuhku, berdiri di sampingnya menghangatkan, bahkan akupun tau bagaimana dilemanya hatiku saat tiba-tiba dia hadir di hidupku. Menyelinap masuk lalu memenuhi hari ku yang mulai kering tanpa cintamu.

Aku lelah menantimu, tapi tak jera menunggumu. Aku sadar hadirnya dan tak siap menyambutnya. Karena masih ada kamu. Masih ada dirimu yang terus membayangi hariku, seolah tak rela jika kini kau harus sendiri. Aku tau rasa sulit ini menderapku. Rasa kebimbanganpun menimpaku. Tapi, jujur saja, hati ku hanya untukmu, bahkan hingga saat ini aku di persimpangan, satu hatiku, seutuhnya, milikmu.

Aku bukan yang terbaik, sempurna dan terindah. Hanya saja untukmu, aku berusaha menjadi yang terbaik, sempurna dan terindah, untuk cintamu. Walau terselip juga doa untuknya, dia yang menyaingimu di hatiku. Yah, sekilas di hatiku saja, mungkin tidak untuknya.


Tapi aku tetap setia. Aku harap rasaku padanya hanya sekilas. Sehari saja. Seperti yang lain. Aku telah lama tak mencinta, hanya padamu ku biarkan. Terlalu lama aku mencintamu, bahkan aku tersadar, sudah berapa tahun aku tak mengenal sosok laki-laki lain di hatiku, selain kamu.

Ah, aku gila, aku bodoh. Maaf, jika kelak takdir tak sejalan, walau hati tak beranjak kemana-mana. Aku terlalu mendalam mencintamu, mendambamu, mengagumimu, bahkan memelukmu pun aku terlalu erat. Sulit melepasmu. Jika kini aku ada di persimpangan, itu hanya jiwaku yang berontak, relungku butuh kehangatan. Dan ketika saat itu, tiba lah dia, datang dengan senyum yang tak pernah ku duga.

Bukan aku membanding-bandingkanmu, bukan pula aku mencoba memberi perhitungan untukmu, hanya saya, jika kelak aku mencoba bertahan lebih lama, maka aku punya alasan kuat untuk mempertahankanmu, bukan justru dia.

Aku memang merasa se-prinsip dengannya, hanya saja, aku tak yakin jika dia pun rasakan yang sama. Dia dan dirimu jelas berbeda, kau yang mampu menenangkanku, sedang dia yang mampu mendengarkanku. Jika kau jadi aku pun, kau akan maklum. Jika aku jadi kau pun, aku akan merasakan hal yang sama seperti yang kau rasa. Namun, ini hanya soal waktu. Bagaimana akhirnya waktu yang mengakhiri. Aku tetap mencintaimu. Dia hanya angin sekilas di padang kering hatiku. Dan kau oasis yang mampu memabukkan ku yang kehilangan akal untuk maju dan bertahan.

Betapa kau sungguh luar biasa. Karena mu aku bertahan sejauh ini. Persimpangan ini bisa kita lewati, aku yakin. Kita pernah alami seperti ini sebelumnya. Eratkan pegangan, mantapkan hati. Cintamu untukku, dan Cintaku hanya untukmu.

Jika malam makin temaram, dan bintang makin gemerlang
Akan kah setiap yang terjadi menjadi abadi?

0 komentar:

Posting Komentar

Enjoy It