Kala rindu menyala kembali
Sepi yang permainkan warna
Tentang indahnya kebersamaan
Tentang sedihnya perpisahan
Lembayung senja yang tak berpayung
Membiarkan hujan begitu saja membasahinya
Luka yang belum sempat kering
Luka yang kini berang
Menidurkan tiap rasa yang tersentak
Bisakah aku meminta tolong padamu? Tolong kau pinjamkan ku lampu hatimu, agar ku bisa terus berjalan dalam terowongan sepi dalam pikiranku. Coba kau tebak? Apa aku selama ini? Sejak kau pergi, membiarkan luka itu menganga dalam penantiannya. Aku mencoba mengartikan tiap kata dari mulutmu. Tapi gagal. Aku bahkan tak mengerti sedikit pun apa yang kau maksud dengan 'Tidak Berharga'. Aku lebih memilih bungkam. Aku tak mau kau berkata lebih dari itu. Aku tak mau ada kalimat yang nantinya ku sesali.
Sayang sekali. Sayang sangat, Sayang. Apa yang ku pikirkan tentang mu terlalu berlebihan. Apa yang ku harapkan akan dirimu terlalu besar. Apa yang aku rasakan padamu terlalu dalam. Apa yang aku berikan padamu terlalu banyak. Hingga kini aku miskin. Miskin Rasa. Aku tak kenal sedikit pun tentang cinta yang kau ceritakan indah itu. Aku terlalu. AKU TERLALU. Aku terlalu menghidupkanmu di setiap aliran darahku, desahan nafasku bahkan membiarkanmu menuntun tiap langkahku.
Sesuatu berdesir deras ketika meihatmu berdiri sendiri. Ku ayunkan langkahku dengan mantap. Aku ingin hari ini kepingan memori itu terluncur membasuh setiap detik kehidupanku.