Masa baru dalam kehidupan Atika dimulai. Jaman dimana
selalu memegang lolipop kini berganti dengan masa berkumpul bersama
teman-temannya untuk sekedar bercerita tentang hidup. Kini Atika dan
teman-temannya, Rahma, Winka dan Anggi telah berseragam putih-biru. Yah, saat ini merupakan masa transisi,
masa SMP. Begitulah kiranya perjalan persahabatan mereka dari SD kini berganti
haluan ke SMP. Bahagia bukan? Terus bersama dengan mereka, berbagi suka duka
dan menghabiskan waktu bersama. Seperti dunia ini hanya milik mereka berempat.
Tapi, bukan mereka saja. Kelulusan penerimaan siswa
baru SMP Widyatama bukan milik mereka saja. Masih ada Danu, Awan, Tio, Haqqi
dan Ramlan. Mereka juga merupakan segerombolan sahabat Atika. Semua bahagia,
bisa satu sekolah kembali dan itu artinya kegilaan tak berhenti di masa SD. Itu
lucu, memang sangat lucu. Mereka sengaja mencari satu sekolah yang sama agar
bisa terus bersama. Tampaknya kelulusan tidak bisa memisahkan persahabatan
mereka semua.
Namun nampaknya persahabatan tak semulus yang mereka
pikirkan. Persahabatan itu sempat diuji dengan hadirnya seorang siswi di kelas
mereka. Rana, begitulah tepatnya siswi baru itu bernama. Rana merupakan sosok
yang Danu sukai, seorang gadis yang cantik dan cukup pintar. Berbeda dengan
Danu, Rahma justru tidak menyukai sosok Rana. Entah apa yang dipikirkan Rahma,
dia menganggap Rana hanya akan merusak hubungan mereka semua. Berbeda dengan
Rahma dan Danu, Atika pun berbeda pandangan. Atika begitu senang dengan
kehadiran Rana di semester kedua kelas satu SMP ini. Rana duduk sebangku dengan
Atika dan mereka berdua berteman akrab.
Melihat kondisi itu, Winka, Anggi, Awan, Ramlan, Tio
dan Haqqi begitu dilema. Mengapa persahabatan mereka berubah seperti ajang
saling benar? Danu tetap pada prinsipnya menyukai Rana, Rahma yang keras kepala
tetap membenci Rana dan Atika yang begitu dekat dengan Rana terus bersama Rana.
Lalu Winka dan Anggi mengikuti jejak Rahma yang membenci Rana namun mereka
tetap berteman baik dengan Atika seperti biasa, berbeda dengan Rahma yang kesal
dengan sikap yang ditunjukkan Atika. Sedangkan Awan, Tio dan Haqqi tak mau ikut
berdebat, mereka memilih untuk ‘golput’, yah begitulah istilah untuk orang yang
tidak berpihak pada pihak manapun. Mereka hanya mengikuti alur saja. Begitulah anak
laki-laki pada umumnya, tak mau ikut campur banyak hal, terutama masalah
keributan yang hanya sekedar dilandasi rasa kecemburuan khas anak-anak tamatan
SD.
Tapi seiring berjalannya waktu, Atika yang tak lelah
meyakinkan kepada teman-temannya bahwa Rana merupakan anak yang baik, berbeda
dengan apa yang mereka pikirkan membuat persahabatan itu kembali normal. Atika
berhasil membujuk Rahma, Winda dan Anggi untuk sekedar bercerita sedikit
tentang persahabatan mereka. Danu pun tak kalah antusiasnya membantu Atika
mengenalkan Rana dengan teman-teman mereka semua. Hingga akhirnya Rahma, Winka,
Atika dan Anggi memiliki teman baru, Rana. Awan, Tio, Ramlan, Danu dan Haqqi
pun bahagia. Semua kembali normal.
Hingga detik terakhir pengumuman kelulusan SMP, mereka
terus bersama. Persahabatan mereka yang begitu panjang tak akan lekang oleh
waktu. Walau kini masa itu berganti dengan masa SMA dan mereka memutuskan untuk
bersekolah di sekolah masing-masing, tetap terkadang ketika hari libur mereka
menyempatkan waktu untuk sekedar menggila bersama.